Jumat, 29 Juni 2012

Selamat 8 Windu Papa

Tepat di hari ini....
Empat tahun lalu....

Di hari itulah menjadi akhir dari perjalanan karir pria ini.
Karir secara umum, tetapi bukan karir secara pemikiran dan hidupnya.

Sampai empat tahun lalu pula saya tidak pernah melihatnya bertambah tua.
Sedikit pun.

Saya selalu melihatnya menjadi sosok seorang pria tangguh.
Membuka kelopak matanya paling dini.
Dan menutupnya paling larut.

30 tahun lebih dirinya menjalani itu.
Tak ada keluhan sama sekali keluar dari bibirnya.

Dialah panutan saya.

Walau dahulu saya dan dirinya sering berbeda pendapat.
Berdebat...
Hingga pernah terucap darinya saya anak yang kurang ajar.

Tapi saya yakin, hal tersebutlah yang membuat saya lebih dekat dengannya.
Membuat saya menjadi lebih mengerti tentang pemikiran-pemikirannya.

Ya...
Dia adalah pria yang pertama kali saya sayangi dan cintai.
Dia adalah seseorang yang sejak saya dapat mengucapkan kata hingga saat ini dan akan selamanya, saya panggil Papa.

Selamat Ulang Tahun ke - 64 pah.
Semoga selalu dalam lindungan - Nya, selalu diberikan kesehatan, dan dikabulkan semua keinginan papah yang belum terkabul.

GBU.

With Love'

NK


Rabu, 20 Juni 2012

Bad Dream

Seperti sungguh terjadi.
Dan sangat tidak menyenangkan.

Terbangun dengan serangan yang sangat hebat pada kepala.
Menjadikan pagi ini bukan awal hari yang baik untuk saya.

Menerka-nerka apa yang menjadi penyebabnya.
Tidur yang tak nyenyak kah?
Atau mimpi itu?

Jawabannya datang tak berapa lama.
Saat tiba-tiba ada perasaan menyeruak dalam dada yang sangat menyesakkan.
Tak kuat.
Akhirnya saya pun kembali menangis.

Mimpi itu sangat jelas.
Seolah-olah itu adalah kenyataan.
Saya takut bila suatu hari benar menjadi kenyataan.

Saya mencari-cari ponsel.
Mencari nama yang sekiranya mau mendengar curahan saya dipagi hari.

Ada....
Saya kirim pesan terlebih dahulu.
Tak ada jawaban.
Tampaknya sahabat saya ini masih tertidur pulas.

Melihat nomor seseorang dalam mimpi saya ini.
Masih sambil menangis, saya menghubunginya.
Tak diangkat.
Tampaknya dirinya baru saja terlelap setelah azan subuh memanggil.
Seperti yang biasa dilakukan.

Saya tetap mengiriminya pesan.
Siang nanti pasti dia telah membacanya.
Tapi tak yakin dia akan membalas untuk menghibur.
Saya bukan siapa-siapanya lagi.

Di saat ini lah saya merasakan sendiri.
Kesepian.

Sangat merindukannya.

Semakin hari saya semakin tidak dapat bagaimana rasa pelukannya.
Semakin pudar.
Apakah ini pertanda sudah tidak ada lagi perasaan yang sama?
Salah satu dari kami.
Yang pasti bukan bukan saya.
Mungkin dia..... ;(
 
Saya hanya ingat bagaimana cara dia memeluk.
Saya hanya ingat saya merasa terlindungi.

Sungguh ingin bertemu dan memeluknya.
Bila saya diberi kesempatan itu....
Saya tidak akan pernah melepasnya kembali.

Minggu, 17 Juni 2012

Just say

Jangan pernah bilang kamu menyayangi jika dalam pikiranmu masih ada orang lain.

Jangan pernah bilang kamu tidak suka membandingkannya dengan mantanmu, sedangkan kamu lebih nyaman saat kamu bersama mantanmu.

Jangan pernah bilang kamu peduli jika kamu tidak penah mendengarkan apa kata orang yang sangat peduli kepada kamu.

Jangan pernah bilang kamu menginginkan bersamanya saat kamu masih bisa bersama yang lain tetapi kamu tidak mengatakan kepadanya.

Jangan bilang love you tetapi saat kamu bertengkar dengannya, kamu menjadikan foto mantanmu menjadi photo profile.

Jangan katakan hal yang manis, yang saat kalian masih bersama kepadanya, dan kamu menjadikan foto mantanmu sebelummya photo profile.

Karena akan kamu menjadikan dirinya seseorang yang sakit hati. Dan kamu akan menjadi besar kepala kemudian tidak peduli lagi saat kamu kembali bersama mantan sebelumnya.

Kamis, 14 Juni 2012

Bidadari di Kepulauan Seribu


Pulau Bidadari  merupakan salah satu pulau yang terdekat di Kepulauan Seribu. Berjarak sekitar 15 km dari Marina Ancol, Island Resort ini dapat ditempuh dengan speedboat hanya dalam waktu 20 menit.

Nama Bidadari sendiri baru digunakan pada tahun 1970-an, saat mulai dikelola secara professional. Pemilihan nama tersebut berdasarkan dari ama pulau lainnya di Kepulauan Seribu, seperti Pulau Putri dan Pulau Nirwana. Sebelumnya daratan dengan luas enam hektar ini bernama Pulau Sakit dan Pulau Purmerend.

Nama Purmerend diberikan oleh orang-orang belanda yang merupakan salah satu gemeente (kotamadya) Belanda yang terletak di provinsi Noord Holland. Nama Pulau Sakit diberikan ketika 1679 saat wabah lepra muncul, yang kemudian berlanjut dengan pendirian rumah sakit (rumah sakit tersebut pindahan dari Angke, Jakarta Utara).

Beberapa tahun setelah wabah lepra hilang, dibangunlah benteng Martello (1850). Benteng tersebut dibangun sebagai pertahanan dari serangan musuh, setelah armada laut Britania Raya melakukan serangan dan menghancurkan bangunan di pulau ini. Namun, di tahun 1883, bangunan berbentuk lingkaran ini hancur akibat terjangan gelombang Tidal letusan gunung Krakatau.


 
 
 
 
 
 
 

"Selamat Malam Mbak Nuke...."

Cahaya pagi menyapaku.
Memaksaku untuk terbangun.

Hmmm....
Harus bangun kah aku?
Rasa kantuk belum hilang betul.

Kuraih ponsel disamping.
Kuaktifkan....

Tak berapa lama...
Sempurna lah gadget ini menyala.

Kupandangi tanpa terlalu berminat.
Tak berapa lama muncul lah "1 pesan diterima".

Kubuka langsung sms tersebut tanpa melihat nama si pengirim.
Ku baca....

"Selamat malam mbak Nuke .... :)"

Pikiranku langsung mengarah kepada seseorang.
Seseorang yang sedang sangat kurindukan.

Mengapa dapat ku berpikir dia?
Padahal belum melihat siapa nama pengirim tersebut.

Karena.....

13 Februari 2012 lalu.
Saat itu jam 7 pagi dan aku baru terbangun dari tidur.
Aku melihat ke arah kanan, sahabat yang sudah ku anggap sebagai kakak perempuanku masih terlelap.

Hmmm....
Tak lama aku pun beranjak dari tempat tidur menuju toilet.
Setelah selesai urusan, aku kembali ke kamar.

Saat melintasi satu kamar lain di kontarakan itu, aku mendengar sebuah suara menyapa gendang telingaku....

"Selamat pagi mbak Nuke...."

Secara spontan pun aku menjawab....

"Selamat pagi mas Rio...."

Itulah mengapa aku berfikir seseorang ini yang menyapaku.
Saat aku akhirnya melihat nama yang tertera ternyata memang dia.

Sesaat setelah mataku terapaku, jari-jariku pun mulai mengetik....

"Selamat pagi mas Rio...."

Rabu, 13 Juni 2012

Wayag at The Last Paradise


Menjelajah surga alam di bagian timur Indonesia seperti tidak ingin kembali ke alam nyata. Indah nian tiada terkira, inilah Raja Ampat, The Last Paradise. Daerah ini merupakan kabupaten yang baru berdiri selama delapan tahun dan terletak di provinsi Papua Barat. 

Pulau-pulau ‘perawan’ mengelilingi Raja Ampat menciptakan pemandangan luar biasa menakjubkan. Salah satunya adalah Pulau Wayag, tempat wisata paling diincar wisatawan dan menjadi ikon daerah yang berada di wilayah segitiga terumbu karang dunia (Coral Tiangle).

Terdiri dari kumpulan pulau karst yang terbentuk membuat keunikan tersendiri. Pasir putih dan air laut dengan warna hijau hingga gradasi ke biru semakin menjadikan pesona Pulau Wayag semakin eksotik. Panorama Pulau Wayag yang berada di Distrik Waigeo Barat tersebut secara keseluruhan dapat dilihat dari dengan mendaki bukit karang selama 30  – 60 menit.

Untuk mencapai Pulau Wayag dapat menggunakan Long Boat maupun Speed Boat dari Ibukota Raja Ampat, Waisai dengan waktu tempuh 6 – 8 jam. Meski harus menempuh perjalanan jauh, tak mengapa karena semua itu akan terbayar setelah mata dimanjakan oleh keindahan Pulau Wayag.

 
 
 
 
 
 
 

Selasa, 12 Juni 2012

Pasir Putih Hingga Batu Besar

Pasir putih, air laut berwrna hijau kebiruan yang jernih, serta batu granit berbagai ukuran menyebar hampir disepanjang bibir pantai.. Tiga hal tersebut yang membuat  Pantai Parai Tenggiri menjadi salah satu objek wisata favorit di Bangka. Terletak di daerah Matras, Sungailiat, Bangka Belitung, 40 km sebelah utara dari kota Pangkal Pinang.

Dahulu masyarakat Sungailiat menyebut dengan nama pantai Hakok, yang kemudian berubah menjadi pantai Tenggiri. Pantai Parai Tenggiri diapit oleh batu karang dan dibagian kiri terdapat pulau kecil dengan batu-batu besarnya, yang dinamakan Rock Island. Untuk menuju Rock Island pengunjung dapat berjalan kaki melalui jembatan.

Kawasan Pantai Parai Tenggiri saat ini telah ditetapkan sebagai kawasan wisata hijau karena pihak pengelola memiliki kepedulian besar terhadap usaha penyelamatan lingkungan. Atas penetapan tersebut terbukti kawasan Pantai Parai Tenggiri selalu bebas dari sampah-sampah dan sejuk dengan adanya pohon-pohon yang ditanami secara rapi.

Keindahan pantai parai ternyata tidak hanya di atas permukaan laut saja, tetapi juga di bawah permukaan laut. Hal tersebut terlihat dari pengunjung yang datang untuk snorkeling maupun diving.








Jelajah Kebun Raya Bogor


Di sini memang tempat yang cocok untuk menikmati sejuknya udara bebas polusi, tubuh pun terasa rileks dibuatnya. Pohon-pohon besar tinggi menjulang, beragam macam spesies tumbuhan lengkap tersaji seolah mata dimanjakan oleh kehadirannya. Inilah Kebun Raya Bogor, sebuah kebun botani dengan 15.000 jenis koleksi menanti untuk dikunjungi. 

Di abad 14, Kebun Raya Bogor merupakan bagian dari “samida” (hutan atau taman buatan), yang kemudian menjadi tempat dibangunnya rumah peristirahatan Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Rumah peristirahatan yang dimaksud saat ini menjadi Istana Bogor dan dibangun tahun 1744.

Pendirian secara resmi terjadi pada tahun 1817 oleh Gubernur Jenderal Godert Alexander Gerard Philip van der Capellen dengan nama s’Lands Plantentuinte Buitenzorg. Tidak memerlukan waktu yang lama menjadikan kebun seluas 87 hektar ini menjadi pusat pengembangan pertanian dan budidaya tanaman kebun.

Selain tanaman dan istana, terdapat pula beberapa bangunan yang menarik baik dari cerita, fungsi, maupun bentuknya yang semakin membuat salah satu tempat wisata di kota hujan ini menarik dikunjungi. Bangunan tersebut seperti jembatan gantung, Monumen Olivia Raffles, Tugu Peringatan Reinwardt, dan masih banyak lagi.


Senin, 11 Juni 2012

Semuanya Ada di Jakarta

Waktu sudah menunjukkan Pk 21.12 saat melihat jam silver yang melingkar di tangan kiriku.
"Mbak, pulang yuk", ajakku kepada Mbak Herni.

Kami pun pulang melewati jembatan penyeberangan yang melintasi kebawah salah satu jalan layang di Ibukota.

Memang benar bila dikatakan "semuanya ada di Jakarta".
Mulai dari  barang murah hingga mahal, bangunan kumuh hingga besi beton yang menjulang, manusia tanpa pendidikan hingga manusia berpendidikan tinggi, dan masih banyak lagi.

Salah satunya adalah yang aku lihat saat melewati jembatan penyeberangan itu.

Anak kecil berusia sekitar 2 tahun, gadis kecil berusia sekitar 6 tahun yang keduanya tertidur lelap.
Ada pula seorang perempuan yang menurutku usianya tidak lebih dari 25 tahun, dan seorang laki-laki setengah baya, mereka tampak asik mengobrol.

Mungkin pemandangan itu adalah hal yang biasa jika berada di tempat yang biasa pula.
Tetapi aktifitas yang tampak seperti kebanyakan keluarga kecil tersebut terjadi di bawah jalan layang, tepat disebelah shelter Trans Jakarta.

Sebuah pemandangan yang mengenaskan.
Kedua anak kecil itu tertidur hanya beralaskan selembar kardus.

Saat aku berpisah dengan Mbak Herni yang menggunakan jasa Trans Jakarta untuk pulang dan aku menggunakan metromini,pikiranku kembali melayang ke keluarga kecil tadi.
Mengingat sembari melihat jalanan yang masih padat dipenuhi dengan angkutan umum dan sebagian besar adalah kendaraan pribadi dan tentu rata-rata adalah kendaraan beroda empat dengan seri-seri diatas tahun 2005.

Melihat besi-besi beton yang telah menjadi gedung pencakar langit.
Dan menurutku si memang indah.
Para arsitek itu hebat, bisa mendesain bangunan dengan berbagai bentuk.
Dan salut juga untuk para kuli bangunan, yang terkadang mengesalkan karena mulutnya tak tahu sopan santun.

Sangat kontras memang.
Terlalu jauh jarak antara Si Kaya dan Si Miskin.
Masyarakat menengah seperti aku ini paling jumlahnya tidak sampai sebanyak si Kaya di Si miskin tersebut.

Entah siapa yang salah.
Sistem di negeri ini?
Atau perseorangannya?

Si Kaya karena dia giat dalam bekerja?
Si Miskin karena dia lebih banyak bermalas-malasan, hanya mengandalkan belas kasihan orang lain?

Entahlah....
Hanya Tuhan yang tahu.

It's my fault?

Kenapa harus selalu berpura-pura bahwa saya baik-baik saja?

Saya juga tidak mau seperti ini.
Saya sudah coba untuk move on.
Setiap hari saya selalu sibukkan diri dengan berbagai kegiatan.
Bekerja hingga lembur.
Bertemu dengan kawan-kawan saat waktu luang.
Semuanya saya lakukan, agar saat pulang pun saya tidak memikirkannya dan langsung tertidur pulas hingga pagi hari dan langsung berkegiatan kembali.

Saya selalu berkata kepada teman saya.
Menangislah saat kamu masih bisa menangis.
Tertawalah saat kamu masih bisa tertawa.
Tapi untuk saat ini saya inginnya tidak menangis.

Saya sudah mencoba untuk move on.
Saya mencoba untuk kembali kuat.
Saat saya pun tidak melihat bahwa dirinya masih membutuhkan saya.
Saya mencoba mengikhlaskan.

Tapi apa salah saya jika terkadng saya masih menangis?

Apa salah saya tiba-tiba tidur saya tidak pulas jan tiba-tiba jam 4 pagi saya terbangun?
Dan tiba-tiba saya menangis.
Saya berusaha untuk tidak menangis.
Saya berusaha menutup mata untuk kembali tidur.
Tapi ternyata tidak bisa.
Saya berbicara dahulu dengan Pencipta saya pun tidak dapat membuat saya tertidur.

Ditemani azan subuh dari masjid dekat rumah saya, saya benar-benar menangis.
Bukan keinginan saya, tapi ternyata perasaan saya tidak kuat menahan sedih.

Saya masih mampu melangkah bila untuk hal lain.
Tapi untuk hal ini....
Ini masalah hati.
Hati saya cuma satu.

Bila boleh memilih tidak menggunakan hati, saya akan memilih itu.

Minggu, 10 Juni 2012

Lilin Saya, Lilin Kamu, dan Lilin Kalian

Lahir....
Kehidupan....

Gelap....
Terang....

Kebahagiaan....
Kesedihan....

Kematian....

Ambillah dan lihatlah lilinmu.
Perhatikan bagaimana ia habis.
Dan kamu akan melihat seperti apa perjalananmu.

Putih hingga sumbunya.

Diberikan lah api muncul cahaya, dan terlihat noda hitam pembakaran menandakan telah dihembuskannya nyawa untuk melihat, mendengar, merasakan setiap hal dalam hidup.

Perlahan tapi pasti lilin mulai meleleh.

Ada kalanya terlihat meredup tapi tetap bertahan menyala dengan perlindunganmu.
Ada kalanya tertiup angin kecil dan mati.
Ada kalanya pula tertiup angin besar barulah dapat mati.

Tapi kematian ini hanya bersifat sementara, karena akan ada kembali cahaya yang menyala dalam sumbu dengan ujung menghitam.

Entah butuh berapa kali lilin ini diberikan cahaya baru.
Seperti manusia yang tidak akan pernah tahu, berapa kali dirinya akan terjatuh.

Terakhir satu batang lilin tadi semakin memendek.
Tanpa angin maupun goncangan, cahayanya semakin meredup, dan akhirnya benar-benar mati.

Sang Maut pun telah menjemputnya.
Yang tersisa hanya kenangan bersamanya.


Jumat, 08 Juni 2012

Gadis Kecil Di Pojok Ruangan

Suasana ruangan di suatu Panti Asuhan itu langsung riweh saat diriku memasuki ruangan itu.
Yah aku saat ini berdiri dikelilingi anak-anak yang menyambut aku dengan wajah berbinar-binar. Bukan kepadaku saja mereka berlaku demikian, tetapi kepada semua yang mengunjungi mereka. Wajar mereka bersikap seperti itu, karena bagi mereka kunjungan seseorang yang singkat sangat berharga bagi mereka.

Mereka, anak-anak yang polos, yang belum mengerti apa artinya dosa ini, mereka harus tinggal di Panti Asuhan ini. Mereka tidak tahu mangapa mereka harus tinggal disini, jauh dari orangtua yang bahkan mereka tidak tahu siapa orangtua mereka. Ketidaktahuan mereka sama seperti mereka tidak tahu mengapa mereka dilahirkan dengan kekuakarangan.
Panti Asuhan Kasih yang aku kunjungi memang panti asuhan bagi anak-anak cacat. Ini pertama kalinya a berkunjung, dan hatiku langsung terasa seperti dicabik saat melihat keadaan mereka. Aku bermain bersama mereka, berbagi cerita yang sebenarnya lebih tepat a menjadi pendengar dan mereka menjadi pendongeng.

Hal yang semakin membuatku takjub adalah saat seorang anak lelaki berusia 11 tahun yang hanya memiliki satu tangan normal memetik gitar dan mulai memainkan suatu lagu yang setiap detiknya terasa semakin indah didengar saat seorang gadis kecil buta berusia tujuh tahun mulai bernyanyi dengan suaranya yang merdu. Saat itu pula aku berpikir, sesungguhnya Tuhan itu sangat adil. Aku yang normal dari beberapa tahun lalu aku mencoba untuk belajar gitar sampai sekarang tidak pernah bisa, begitupun dengan menyanyi. Tetapi saat ini didepanku, aku melihat dua anak yang umurnya tidak sampai setengah dari umurku dan mereka telah dikaruniai bakat yang luar biasa walaupun dengan fisik yang tidak sempurna.

Setelah satu lagu selesai mereka mainkan, kami yang disekitarnya langsung tepuk tangan, kemudian berganti dengan lagu selanjutnya yang lebih riang. Untunglah, karena sedetik lagi aku mendengar mereka menyanyi dengan lagu yang sebelumnya yang memang lebih mellow, pasti aku sudah tidak sanggup menahan air mataku yang sudah mau menetes.

Aku ikut dalam keriangan samapai beberapa menit setelahnya. Kemudian aku ijin untuk kekamar kecil. Setelah dari kamar kecil, aku berniat untuk kembali lagi ke ruangan berkumpul tadi. Kamar kecil menuju ruangan berkumpul dipisahkan oleh kamar-kamar tempat mereka melepas lelah. Tidak seperti sebelumnya saat aku ke kamar kecil, sekarang dalam perjalanan kembali ke ruangan berkumpul aku memperhatikan kamar tidur yang luas karena memang untuk beberapa anak.

Kamar anak lelaki aku lewati tanpa ada yang menarik.

Saat aku melewati kamar anak perempuan, mataku tertuju pada tempat tidur di pojok ruangan kamar tersebut. Tempat tidur itu sekitarnya dilengkapi besi penyangga. Aku tidak tahu untuk apa besi-besi itu. Karena penasaran aku mulai mendekati tempat tidur itu. Setelah berada didepan tempat tidur, aku mengeri apa fungsi dari besi-besi itu. Di tempat tidur itu tergeletak gadis kecil dengan wajah yang mmm maaf aku tidak tahu bagaimana menyebutnya, mungkin dengan kata miring. Bibir yang selalu terbuka memperlihatkan gigi-gigi kecilnya yang tumbuh tidak beraturan. Tangan dan kakinya yang tidak lurus.

Gadis kecil itu menatapku berusaha mengangkat tangannya. Aku rasa, aku mengerti apa yang dia inginkan. Aku ulurkan tanganku untuk menyambut tangannya. Saat tangan kami menyatu, gadis kecil itu tertawa bahagia, akupun tertawa tapi dengan air mata yang tanpa aku sadari akhirnya jatuh. aku duduk di kursi yang berada di sebelah tempat tidur. Aku terus memegang tangan gadis kecil itu dan mulai mengusap rambutnya yang berantakan. Semakin jelas dari wajahnya bahwa dia tampak bahagia.

Belaian sayang lah yang mereka butuhkan. Hal tersebut aku sadari saat melihat reaksi wajah bahagia gadis kecil itu. Dia bersama teman-teman yang berada di ruangan berkumpul tidak pernah mengharapkan hal-hal yang besar, hal-hal yang lebih seperti yang aku inginkan saat aku berada diusia mereka. Yang mereka butuhkan hanya kasih sayang. Hal yang sangat sederhana bila dibandingkan dengan materi, tetapi sangatlah sulit didapatkan terutama anak-anak yang tinggal di Panti Asuhan ini.

Pikiranku yang melayang-layang memikirkan semua itu, sambil terus membelai dan memegang gadis kecil langsung buyar, saat Suster pengurus panti menyentuh pundakku. Suster tersenyum, dan tanpa aku meminta ia menjelaskan siapa gadis kecil ini. Suster menjelaskan bahwa gadis kecil ini bernama Wulan, berumur enam tahun. Wulan menderita kelainan tulang belakang, yang menyebabkan ia menghabiskan waktu di tempat tidur, karena jika ia terlalu banyak duduk di kursi roda, ia cepat lelah. Karena itulah dalam sehari dia duduk di kursi roda kesayangannya hanya pada saat mandi matahari di pagi hari dan sore hari saat anak-anak berkumpul di ruangan berkumpul untuk menonton film kartun yang telah berulang-ulang kali diputar dengan menggunakan player.

Suster pun mengatakan ini saatnya untuk menonton film kartun. Saat aku membantu suster mengangkat Wulan dan didudukkan di kursi roda, aku sempat melihat wajahnya semakin gembira, ahh tampaknya dia sudah mengerti kebiasaan tiap hari dan dia menyambutnya dengan gembira.
Aku mendorong kursi roda Wulan sambil melihat jam ditanganku yang menunjukkan waktuku sudah selesai di Panti Asuhan ini, karena aku memiliki janji untuk bertemu teman-temanku. Tapi aku belum ingin pergi dari sini. Akhirnya aku mengirimkan sms untuk membatalkan acara bersama teman-temanku dan aku pun meminta maaf.

Diluar dugaanku ternyata teman-temanku tidak keberatan, bahkan mereka mengatakan akan menyusulku di Panti Asuhan ini. Aku segera memberi tahu suster pengurus dan dia pun mengatakan tidak masalah, toh dia belum mulai memasak untuk makan malam sehingga dia bisa memasak sesuai dengan jumlah yang bertambah itu. Aku semakin senang, dan akupun mengatakan kepada suster untuk tidak memasak, karena teman-temanku akan datang dengan membawakan makan malam untuk semuanya.

Suster langsung memelukku dan akupun membalas pelukannya. Setelah suster melepaskan pelukannya dan berlalu untuk menyiapkan peralatan makan, aku melihat Wulan yang ternyata menatapku dengan bingung. Mungkin dia berpikir kenapa aku berpelukan dengan pengasuhnya. Aku menghapus air liur yang terus menetes dari mulutnya setelah itu dengan lembut aku memeluknya sesaat. a melihat reaksinya sangat bahagia. Hanya dalam beberapa jam aku dan Wulan menjadi sepasang sahabat. Dan aku sangat menikmatinya... :-)

Film kartun telah selesai, berganti dengan kegiatan mandi sore, aku mendorong kursi roda Wulan kembali ke kamarnya, kemudian aku membantu suster memandikan dirinya. Saat semua anak-anak telah selesai mandi, saat itu pula teman-temanku datang dengan membawa makan malam, dan tanpa aku sangka mereka juga membawa bermacam-macam mainan.

Acara makan malam pun berlangsung. Wulan diberi kesempatan khusus untuk malam ini, makan bersama dengan teman-temannya. Tidak dikamar dan sambil tiduran. Aku menyuapi Wulan perlahan-lahan dan menghapus air liurnya yang tidak berhenti. Wulan pun senang, hal tersebut aku ketahui tidak hanya saat melihat wajahnya tetapi juga saat suster mengatakan malam ini Wulan makannya banyak.

Setelah makan malam, aku dan teman-temanku kembali bermain. Kami bermain hingga jam menunjukkan pukul sembilan malam. Kami mengantarkan anak-anak kecil ini ke kamarnya mengucapkan selamat tidur. Terakhir aku ke tempat tidur Wulan. dia tampak kelelahan tetapi juga bahagia. Aku memegang tangannya, mengelus rambutnya.. Kami berdua saling bertatap mata. Aku tersenyum, Wulan membalasnya. Aku mengucapkan selamat tidur. Dia terus menatapku. Aku mengecup keningnya. Dan dia pun telah menutup matanya untuk beristirahat setelah melewati hari yang menyenangkan. Selama lima menit aku tidak beranjak, memastikan Wulan sudah benar-benar tertidur.

Setelah aku yakin Wulan sudah berada di alam mimpinya, aku keluar. Dari pintu kamar aku menoleh lagi ke arah malaikat-malaikat kecil yang tertidur itu. Dalam hati aku berkata " Terima Kasih untuk pelajarannya hari ini. Dari kalian, terutama Wulan aku belajar bahwa hidup ini indah. Tidak harus oleh hal-hal besar, tetapi hal kecil pun berharga."

24.08.10

"Karena Cinta Kamu Ada"


Cinta itu sebuah kata....
Cinta itu sebuah ungkapan....
Cinta itu sebuah perasaan....

Tak perlu logika untuk merasakannya....
Tak perlu pembelajaran untuk mengetahuinya....

Hanya perlu menatapnya....
Hanya perlu mendengarnya....
Hanya perlu mengucapkannya....

Dan kita semua akan tahu kita mencintainya....

Tapi ada kalanya seseorang tidak mengetahui sebesar apa dirinya membutuhkan sosok tercinta itu.
Membutuhkannya karena bukan hanya sekadar mencintainya tetapi juga menyayanginya,

Saat tersadar....

Berharap semuanya tidak terlambat.

Pribadi yang cenderung egois termasuk dalam pola pandangan hidup itu pun menyadarinya.

Dua minggu dimasa kesendirian.
Tidak mampu menjadi yang seperti sedia kala.

Kali ini yakin, bukan masalah mampu atau tidak.

Benar yang dikatakan pria berperut kecil ini.
Tuhan tidak akan memberikan sesuatu yang sia-sia.
Tuhan memberikan kamu/aku dalam hidup aku/kamu pasti karena Dia memiliki rencana.

Perbedaan seharusnya tidak menjadi penghalang perasaan yang paling tulus tersebut.
Bagaimana pun Tuhan itu hanya satu.
Bila Tuhan itu ada beberapa tentu tidak mungkin ada perbedaan dalam cinta.

Menyatukan perbedaan demi tujuan yang mulia tentu akan menjadi sesuatu yang indah.

Awalnya tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan, tetapi bila seperti yang dikatakan untuk mencapai tujuan mulia dan dengan hati tulus, semuanya akan berjalan sempurna.

Karena ketika kita tulus mencinta, tak akan pernah ada kata menyerah.
Meski pikiran terkadang berputus asa, namun hati tetap akan mencoba.




Rabu, 06 Juni 2012

Jar of Hearts

 Kamu menjadi lemah....

Itu yang terdengar saat saya terjatuh tak berapa lama, dan masih sangat terasa.
Tidak ada satu orang pun yang ingin berada di posisi saya saat ini.
Saya juga tidak mau keadaan menjadi seperti ini.

Salah saya?

Iya ini salah saya.
Semua yang semula indah saya hancurkan.

Tapi saya memiliki alasan untuk semuanya.
Sayang alasan itu tidak akan didengarnya.

Kamu tampak kurang tidur....

Tidak, secara jam saya tidak kurang tidur.
Dua hari ini saya tidur selama sembilan jam.
Tapi saat bangun, saya tidak merasa seperti bangun tidur.
Dan sepanjang hari saya tetap mengantuk.

Bagaimana perasaanmu?

Entah lah....
Bila disebutkan dengan warna,
Warna saya abu-abu.

Tahu apa yang saya inginkan, tetapi tak tahu bagaimana cara mendapatkannya.
Terlalu takut untuk membayangkan saya tidak mendapatkannya.

I want to meet him....
I want to hug him....

Memberinya satu toples penuh berisi hati saya...

"One of The Great Loves of My Life"

Satu langkah kedepan, keberhasilan.
Satu langkah kebelakang, kegagalan.

Dua hal yang pasti terjadi di kehidupan semua manusia.
Hanya kasusnya dan ritmenya saja yang berbeda.

Tapi kali ini saya mau berbagi untuk kasus cinta.
Karena baru saja saya harus melangkahkan satu kaki kebelakang.

Pasti orang akan terkejut bila mengetahui ini.
Orang-orang yang tiga bulan lalu ikut berbahagia akan langkah kakiku,
Langkah kaki kedepan.

Masih sangat jelas ratusan ucapan dari mereka.
Ucapan seolah-olah saya melepaskan masa lajang.

Saya tahu mereka mengucap bukan hanya melalui bibir, tetapi dengan hati pula.
Mereka tahu telah lama saya tidak melangkahkan kaki untuk kasus ini.

Beberapa dari mereka tahu, bagaimana saya mencoba untuk berdiri kembali.
Bukan hanya berdiri tetapi bangkit.
Itu hal yang sangat sulit.
Mereka mengetahuinya.

Namun saat ini saya terpuruk lagi.
Sangat aneh mungkin, bagi beberapa orang kenapa harus terpuruk kembali, bukankan ini hanya berjalan 3 bulan?
Bukankah hanya dengan bersedih sebentar, semua akan kembali normal?

Jangan tanya kepada saya.
Saya tidak tahu jawabannya.

Yang pasti pria ini berbeda.

Bila ditanya apa yang berbeda?
Entahlah.....
Saya hanya tahu, sayang, cinta itu adalah hal yang tak dapat dijelaskan mengapa dan kenapa bisa ada rasa tersebut.

Tapi mengapa saya tahu pria ini berbeda?
Setiap saya menyukai seseorang, pasti ingin dia menjadi orang yang terakhir.
Tetapi dengan pria ini, hanya perlu berjalan satu bulan pikiran dan hati saya berkata :
"Saya ingin menghabiskan sisa hidup saya bersamanya."
"Saya tidak ingin dia hanya menjadi yang terakhir, saya ingin dia menjadi jodoh saya."

Benar kata beberapa orang sayang yang tulus itu tidak hanya dari berapa lama kita bersama, ternyata hanya dalam hitungan minggu hal tersebut dapat muncul.

Dia "One of The Great Loves of My Life".