Senin, 11 Juni 2012

It's my fault?

Kenapa harus selalu berpura-pura bahwa saya baik-baik saja?

Saya juga tidak mau seperti ini.
Saya sudah coba untuk move on.
Setiap hari saya selalu sibukkan diri dengan berbagai kegiatan.
Bekerja hingga lembur.
Bertemu dengan kawan-kawan saat waktu luang.
Semuanya saya lakukan, agar saat pulang pun saya tidak memikirkannya dan langsung tertidur pulas hingga pagi hari dan langsung berkegiatan kembali.

Saya selalu berkata kepada teman saya.
Menangislah saat kamu masih bisa menangis.
Tertawalah saat kamu masih bisa tertawa.
Tapi untuk saat ini saya inginnya tidak menangis.

Saya sudah mencoba untuk move on.
Saya mencoba untuk kembali kuat.
Saat saya pun tidak melihat bahwa dirinya masih membutuhkan saya.
Saya mencoba mengikhlaskan.

Tapi apa salah saya jika terkadng saya masih menangis?

Apa salah saya tiba-tiba tidur saya tidak pulas jan tiba-tiba jam 4 pagi saya terbangun?
Dan tiba-tiba saya menangis.
Saya berusaha untuk tidak menangis.
Saya berusaha menutup mata untuk kembali tidur.
Tapi ternyata tidak bisa.
Saya berbicara dahulu dengan Pencipta saya pun tidak dapat membuat saya tertidur.

Ditemani azan subuh dari masjid dekat rumah saya, saya benar-benar menangis.
Bukan keinginan saya, tapi ternyata perasaan saya tidak kuat menahan sedih.

Saya masih mampu melangkah bila untuk hal lain.
Tapi untuk hal ini....
Ini masalah hati.
Hati saya cuma satu.

Bila boleh memilih tidak menggunakan hati, saya akan memilih itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar