Minggu, 10 Juni 2012

Lilin Saya, Lilin Kamu, dan Lilin Kalian

Lahir....
Kehidupan....

Gelap....
Terang....

Kebahagiaan....
Kesedihan....

Kematian....

Ambillah dan lihatlah lilinmu.
Perhatikan bagaimana ia habis.
Dan kamu akan melihat seperti apa perjalananmu.

Putih hingga sumbunya.

Diberikan lah api muncul cahaya, dan terlihat noda hitam pembakaran menandakan telah dihembuskannya nyawa untuk melihat, mendengar, merasakan setiap hal dalam hidup.

Perlahan tapi pasti lilin mulai meleleh.

Ada kalanya terlihat meredup tapi tetap bertahan menyala dengan perlindunganmu.
Ada kalanya tertiup angin kecil dan mati.
Ada kalanya pula tertiup angin besar barulah dapat mati.

Tapi kematian ini hanya bersifat sementara, karena akan ada kembali cahaya yang menyala dalam sumbu dengan ujung menghitam.

Entah butuh berapa kali lilin ini diberikan cahaya baru.
Seperti manusia yang tidak akan pernah tahu, berapa kali dirinya akan terjatuh.

Terakhir satu batang lilin tadi semakin memendek.
Tanpa angin maupun goncangan, cahayanya semakin meredup, dan akhirnya benar-benar mati.

Sang Maut pun telah menjemputnya.
Yang tersisa hanya kenangan bersamanya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar